爱是. . .
Dear 12 december ,
Melihatmu begitu lama tak pernah membuatku bosan, entah ekspresi seperti apapun bagiku, kau menarik.
Kita sering bertegur sapa, tapi lebih sering bercengkrama dalam diam. Kita sering berpapasan, tapi lebih sering melemparkan pandangan. Kita sering bersama, namun selalu ada batas.
Aku berusaha menjalani hariku senormal mungkin jika denganmu, berpura-pura tak memandangimu, berpura-pura mengabaikan perasaanku terhadapmu, berpura-pura yang melelahkan.
Seringkali aku tak sabar mengungkapkan apa saja yang ada di hatiku saat aku melihatmu, rasanya dadaku penuh sesak karena perasaan-perasaan yang tak pernah bisa kuungkapkan barang satu kalimat pun.
Lelah? untuk apa?
kesal? karna apa?
sedih? karna siapa?
berbagai pertanyaan yang ada di dalam hati kecilku hanya mengarah pada 1 orang, yaitu dirimu.
Perasaan memang seenaknya saja, seenaknya membolak balik logika dan perasaan, membuat bingung yang merasakan. Seperti halnya aku, bingung disebabkan perasaan. Perasaan yang semakin hari semakin besar namun tak pernah keluar sedikitpun dari mulutku, perasaan yang hanya bisa kuteruskan hanya sebatas angan.
Bagiku, melihatmu tersenyum dari kejauhan pun rasanya menyenangkan, apalagi jika melihat senyum mu saat bersamaku. Entah dimana ujungnya semua perasaan yang berbatas angan ini? masih bisakah aku meneruskan? masih layak kah?
Aku hanya berharap yang terbaik untuk kita.
Melihatmu begitu lama tak pernah membuatku bosan, entah ekspresi seperti apapun bagiku, kau menarik.
Kita sering bertegur sapa, tapi lebih sering bercengkrama dalam diam. Kita sering berpapasan, tapi lebih sering melemparkan pandangan. Kita sering bersama, namun selalu ada batas.
Aku berusaha menjalani hariku senormal mungkin jika denganmu, berpura-pura tak memandangimu, berpura-pura mengabaikan perasaanku terhadapmu, berpura-pura yang melelahkan.
Seringkali aku tak sabar mengungkapkan apa saja yang ada di hatiku saat aku melihatmu, rasanya dadaku penuh sesak karena perasaan-perasaan yang tak pernah bisa kuungkapkan barang satu kalimat pun.
Lelah? untuk apa?
kesal? karna apa?
sedih? karna siapa?
berbagai pertanyaan yang ada di dalam hati kecilku hanya mengarah pada 1 orang, yaitu dirimu.
Perasaan memang seenaknya saja, seenaknya membolak balik logika dan perasaan, membuat bingung yang merasakan. Seperti halnya aku, bingung disebabkan perasaan. Perasaan yang semakin hari semakin besar namun tak pernah keluar sedikitpun dari mulutku, perasaan yang hanya bisa kuteruskan hanya sebatas angan.
Bagiku, melihatmu tersenyum dari kejauhan pun rasanya menyenangkan, apalagi jika melihat senyum mu saat bersamaku. Entah dimana ujungnya semua perasaan yang berbatas angan ini? masih bisakah aku meneruskan? masih layak kah?
Aku hanya berharap yang terbaik untuk kita.
Komentar
Posting Komentar