Yang Tak Terjawab

Dahulu orang-orang tua sering berkata
"Punyalah hati yang lapang"
Saat itu aku masih belum mengerti, sampai selapang apa hal yang dimaknai sebagai "hati" oleh manusia.

Sedikit goresan, sedikit cacian bukanlah penghalangnya.
Kerasnya pengkhianatan, perihnya ditinggalkan bukanlah tandingannya.

Yang sulit justru bukan mengucapkan maaf, tapi justru meyakinkan bahwa benak dan hati memang sejalan.

Gunanya ingatan bukan hanya untuk sekedar mengenang yang buruk.
Tetapi justru mempertahankan memori yang pernah membuat hati berbunga pada waktu itu.

Ikhlas.

Berapa mulut yang sudah mengucapkan kata ini, tapi berapa hati yang benar-benar merasakannya?
Mampukah maaf mengobati goresan-goresan tak terlihat itu?
Terbayarkah sabar yang tiada batas itu dengan keikhlasan?

Aku juga belum tahu jawabannya.
Tapi satu hal yang pasti, semakin penasaran aku dibuatnya.

Membuatku semakin ingin sampai pada titik dimana hati tak perlu lagi merintih perih, ingatan tak perlu lagi mengenang pilu.
Karena waktu yang tak pernah berhenti, maka aku pun juga tak habis-habisnya berusaha.

Seperti kata seorang sahabat,
"Kalau merasa sulit, tandanya hidupmu masih terlalu lempeng. Masih banyak hal yang harus diusahakan. Karena yang namanya manusia, selagi masih ingin, sebesar inginnya pula lah usahanya".

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

San-x Character List ^O^

Rilakkuma (● ㉦ ●)

"Twilight Saga's Stuff"